Sabtu, 07 Maret 2020

In Almost One Year



Kepada lelaki yang dulu begitu asing namun kini menjadi seseorang yang paling kutakutkan kepergiannya dalam hidup. Kepada lelaki yang tidak pernah menyerah memahami segala sisi di diri ini.

Ya, kepada lelakiku. Terimakasih untuk waktu yang kau habiskan di segenap bulan di bulan-bulan lalu, untuk segala perubahan hingga aku selalu jadi prioritasmu.

Hei,

Kau sosok yang kali ini sangat kuinginkan lebih dari apapun. Ku tepatniatkan kau di salah satu cita-cita masa depanku. Karena aku telah terlanjur menempatkanmu menjadi orang yang terpenting di hidupku.

Singkatnya, aku berdoa. Semoga Tuhan melancarkan segalanya.

Selalu ingatkan aku bahwa segala jerih-payah, suka-duka, jatuh-bangun, serta seluruh tawa dan air mata dapat dilewati jika bersamamu.

Sayang, aku seorang yang kau paham tidak sempurna, namun aku berjanji akan terus berusaha untuk berubah menjadi lebih dewasa lagi. Maaf jika kadang aku terlalu kekanakan, tapi ketahuilah, di balik segala sifat burukku, aku sangat amat mencintaimu.

Banda Aceh, 7-03. SORRY.

2 komentar:

  1. Terharu mendengarnya, dari sekian banyak cerita di blog ini..cuma ini yang paling menyentuh...aku tau karena isi blog ini merupakan pengalaman pribadi....��

    BalasHapus
  2. Sungguh beruntung laki2 tersebut. Pertahankan, cobaan2 pasti akan ada nantinya.
    Sedikit berbagi kisahku. Aku Budi, aku ingin sedikit berbagi kisah pilu yg mungkin dapat diambil pelajaran.
    Sudah 2 tahun lebih lamanya aku berkorban dan berjuang untuk seorang wanita. Dari awal memang ku niatkan untuk menikah dgnnya. Tapi dia selalu menunda hal tersebut. Aku menemani dia dari bawah yg bukan siapa2 hingga sampai dia sukses saat ini dan memeliki jabatan. Banyak hal yg sudah ku korban kan, harta, raga, jiwa untuk mendukungnya dalam segala hal. Bahkan ketika keluarganya tak peduli, aku yg maju pertama untuk memasang badan.
    Awal mula karena pandemi Covid-19,perlahan lahan membuat ekonomi ku hancur. Sampai saat ini aku sudah berusaha segalanya untuk bangkit, tapi memang kondisinya sangat sulit.
    Perlahan2 sikapnya pun mulai berubah terhadap ku,dia mulai sering tak ada kabar, tidak ingin bertemu (padahal setiap minggu kami selalu menyisihkan waktu minimal 1 hari untuk bertemu). Namun suatu ketika dia menelepon ku, dia bilang "semua rasanya sudah berbeda, aku sudah tidak bisa lagi mencintai mu seperti dulu"
    Lantas aku bertanya, "kenapa? Apakah tak bisa kita bicarakan kembali hal ini, kita sudah lebih dari 2 tahun berjuang bersama, dari A sampai Z aku tau kamu, kamu tau aku."
    Terus dia menjawab, "oh jadi kamu gk iklas, sampai mengungkit seperti itu."
    "bukan tak iklas, tapi..." jawab ku yg belum selesai dan langsung di potong.
    "aku tak bisa lagi bersama kamu, sudah tak ada rasa lagi. Untuk apa dipertahanin kalau ujungnya menikah hanya untuk bercerai. Usaha mu itu tak serius untuk menikahi ku. Rasanya sudah beda."
    Aku pun menjawab, "aku tak mengerti maksud mu bagaimama. Aku tak serius? Terus selama ini yg aku perjuangkan apa? Apa sebercanda itu pengorbanan aku ke kamu?"

    Dia pun menutup telponnya dan mengakhiri hubungan hanya melalui telpon semata. Dan aku pun kehilangan semangat ku, dan menghancurkan seluruh harapanku yg ku bangun selama ini. :'(

    BalasHapus

 

I'm a Glasses Girl Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang