Kamis, 04 Februari 2016

Melupakan dan Menginginkan




Belum lama ini aku bertarung dengan hati, memilih suatu yang belum tentu pasti. Hatiku diperebutkan, tapi aku tidak merasa nyaman jika diteruskan. Kau boleh menyalahkan aku jika suatu saat kau tersakiti.

Bukankah sudah ku kukatakan dari awal bahwa aku sedang melupakan. Maaf jika membuatmu menunggu begitu lama. Karna bagiku melupakannya juga akan membutuhkan waktu yang lama pula.

Berhentipun tak apa jika kau tidak ingin meneruskannya, karna aku tidak akan memberikan jaminan apa-apa jika suatu saat nanti hatiku akan bisa berpaling darinya.

Atau lanjutkan jika kau mampu, namun aku menunda rasaku untuk mencintaimu. Tunggu jika mau. Tapi jika kau percaya padaku. Sebaiknya kau pergi saja dahulu, mungkin suatu saat kita akan bertemu di pelabuhan rindu.

@muraaayuu
_____________________________________________________________________



Menunggu? Itu sudah keahlianku. Aku tau menunggu itu bukan perkara duduk diam menanti sesuatu yang belum pasti. Tapi perkara sanggupkah aku memperjuangkan hati.

Kau tau rasanya menunggu tanpa tau kapan datangnya kabar yang pasti? 

Itu melelahkan. Sangat melelahkan, tapi aku tetap berjuang.


Setidaknya jika aku menunggu hal yang belum tentu pasti, aku sudah cukup senang kau mengetahui apa yang ada di dalam isi hati ini.
Ku menginginkanmu untuk ku, dan kau berusaha melupakannya untuk ku.

Sekarang kita saling tahu. Ku menunggumu dan kau melupakannya untukku. Kita hanya bisa menunggu kapan sang waktu menjawab semua pinta kita berdua untuk bisa bersama. Selamanya.

@frryk

Ketika Kau Dibuat Merasa Punya, Padahal Bukan Siapa-Siapa !


“ Makna sebenarnya dari jatuh cinta adalah jatuhmu itu tidak sendirian tapi berdua. Apabila dia pergi, lepaskan. Apabila dia setia, pertahankan. Mengejar yang tak ingin pulang hanya menunda yang lebih baik untuk datang “

Ketahuilah, susahnya menjadi seorang penulis adalah, saat dia pandai merangkai kata nan memotivasi namun dia tak pandai memperjuangkan dan mempertanggungjawabkan perkataannya sendiri. Lucu memang, namun itulah realitanya.

Aku memperjuangkan hati yang belum tentu tau jika dia sedang di perjuangkan. Jika memang kita adalah kebetulan-kebetulan yang disengaja tuhan. Kenapa sepertinya ada kisah yang belum rampung di tulis tuhan ?

Aku tahu mencintainya itu akan mempertemukan aku dengan banyak luka. Aku tahu seharusnya aku sudah meninggalkannya sejak aku tahu ketidakmungkinan pasti akan datang.

Tapi siapa yang harus aku salahkan ? jika dihadapannya, aku begitu ingin memperbaikinya. Berharap pasti akan ada ujungnya.

Kehilangan padahal belum pernah memiliki itu menyakitkan. Dimana harap telah membumbung tinggi, sudah saling dekat, tinggal ku genggam erat. Lalu entah bagaimana ceritanya dia pergi dan aku tak punya HAK untuk memintanya bertahan.

Aku dibuat merasa punya, padahal bukan siapa-siapa !
 

I'm a Glasses Girl Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang