Senin, 09 Maret 2015

Maaf Aku Memilih Pergi





Insya allah ini tulisan terakhirku tentangmu A.

Pertemuan kita tak pernah ada yang sangka, perpisahan kita bahkan tak pernah  ku bayangkan akan nyata. Tapi apa di kata A, semuanya terjadi begitu saja

Aku mengenalmu dengan hangat, obrolan ringan yang menjadi panjang, berawal dari pertanyaan “kamu dari solo ?” dan bla bla bla lainnya. Siapa yang tak tertarik padamu, jika lewat pembicaraan saja sudah begitu istimewa, taukah A ? membuat wanita suka itu sederhana, sapaan “hai” saja sudah buat melayang-layang.

Maafkan aku jika aku menuruti permintaanmu saat kau menyuruhku pergi, maafkan aku juga saat aku tidak menuruti permintaanmu untuk menyuruhku kembali saat ini, aku tak ingin kembali A, walaupun sebenarnya aku tidak tau alasan dibalik “rujuk” ini, maaf jika aku begitu menyebalkan, telfonmu, sms, invite, tak aku hiraukan. Aku hanya ingin lenyap, menghilang dari pikiranmu, aku sudah terlalu sabar menjadi yang lain yang kau impikan , aku terlalu sabar memberikan waktu jangka panjang untuk perasaan kita kedepan, aku terlalu sabar meminjamkan hati orang yang ku sayang. 

Aku tidak bisa menepati janji ku, maaf.

Mulai sekarang, tidak ada bayangan menunggumu dibandara solo, tidak ada bayangan explore to jogja, tidak ada bayangan makan satu meja makan bersama ibuku saat berbuka, tidak ada pertemuan hangat menyapa renza dan manda, tidak ada bayangan menerima kejutan besar dengan keberadaanmu di depan kampusku.

Aku pergi bukan karena aku cemburu, aku hanya ingin pergi. Dibalik ‘hanya’ ada beribu alasan yang tak bisa kuutarakan.

Terimakasih telah singgah, walaupun yang aku inginkan bukanlah persinggahan, tapi saat menetap bukan pilihan pergi harus ku dahulukan bukan?.

semoga bahagia, kalian terlihat serasi sekali,  berdiri berdampingan dengan banyak pemandangan, semoga bahagia~

Aku sayang kamu A
 

I'm a Glasses Girl Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang