Kamis, 22 Desember 2016

Yang Ku Ingin Bu


Ini ni tulisan pemenang Lomba Menulis Surat Cinta Untuk Ibu kemarin. alhamdulillah dapat juara dua. heheey

Yang Ku Ingin Bu
Oleh : Muharisma Rahayu

Ibuku yang cantik, kutulis lembar puisi tentang bagaimana aku menyayangimu begitu terlalu. Melalui sajak kata yang menari nari di kepalaku.

Ibu, aku ingin menyelamatkanmu dari pikiran-pikiran buruk. Hal-hal yang selalu saja mengusik tidur malammu. Tentang kekasih yang pergi, anak yang mengecewakan, tunggakan yang harus di bayar, atau sesederhana luka-luka yang enggan sembuh.

Aku tau, genggam doa ku untukmu tidak pernah melampaui doamu untukku di setiap solat-solat malammu. Yang sebenarnya selalu aku dengarkan isaknya di keheningan kegelapan. Tapi akan tetap aku utarakan, agar sampai dan dikabulkanNya “lepaskan beban memuncak yang telah memberatkan Ibuku” semoga sampai.

Ibu, aku ingin memusuhi waktu! Hal yang cepat ataupun lambat kelak merebutmu dariku.

Bertahanlah sedikit lagi Bu, lihatlah sebentar lagi putrimu akan memegang toga di hadapanmu. Aku berjanji di hari itu hanya akan ada tangis bahagia saja.

Aku ingin jadi alasan air matamu turun sebab dada lelah menampung bulir bahagia. Aku ingin menjadi seorang yang bangga. Bisa memastikan senyummu selalu ada.

Selalu jadikan aku alasanmu untuk terus berada di dunia kejam ini, maka akan ku halau iblis-iblis kejam yang menyakiti hatimu.

Ibu, maafkan aku jika aku terlalu lama menyusahkanmu.

Barangkali maaf bukanlah kata yang cukup. Sebab kesalahanku seperti apapun yang jatuh dari langit dan membasahi kaca jendela. Angka telah menolak menghitungnya.

Aku menyayangimu dengan sungguh, akan aku buktikan dengan utuh. Walaupun terkadang sikapku tak mencerminkannya, tapi percayalah Bu. Hidupku kelak akan kupersembahkan untukmu.

Ajarkan aku untuk selalu menuliskan hal-hal indah tentangmu, maka nanti akan aku tuliskan bagaimana hidupmu kau tempuh menuju kebahagiaan dariku. Kebanggaan yang semua orang tua idamkan. Kebahagiaan anaknya.

Ajarkan aku untuk selalu menerima semua nasehat baikmu, semangat pantang menyerah yang kau ucapkan dalam isyarat “kau pasti bisa nak.” Di setiap punggung tanganmu ku cium setiap paginya.

Ibuku yang cantik, kaulah yang tercantik. Sebab belum tentu ibu lain bisa membesarkan anaknya seorang diri seperti ibuku ini. Karna aku di sayang Tuhan, karena aku disayang Ibu.


Yang ku percaya Bu. Tuhan selalu punya hadiah bagi mereka yang disayangiNya.
Dan hadiahku, ialah menjadi putrimu.



OYA, selamat hari ibu, Ibu-Ibu cantik sedunia~ 
22 Desember 2016
Banda Aceh

Rabu, 21 Desember 2016

Kepada Luka


Kepada para cinta yang patah ketika tengah terbang gagah.
Kepada para hati yang mencintai tanpa sedikitpun dia ketahui.
Kepada setiap puja-puja yang memuja namun tak berani mengungkap.
Kepada setiap kagum yang beterbangan namun tersangkar oleh bungkam.

Kepada setiap tubuh yang tak percaya diri untuk mendampingi dia yang sempurna.
Kepada setiap prasangka-prasangka buruk di kepala setiap membayang bahagia.
Kepada setiap jiwa putus asa yang merasa disana bukanlah tempatnya.

Mari kita mengheningkan cipta untuk sejenak.
Dan dengan khidmat, kita kumandangkan lagu dari Lasse Lindh- Hush .

Kepada luka,

Waktu dan tempat saya persilakan.



Jika video susah di play, lihat di youtube saja ya . klik this link

Kamis, 08 Desember 2016

Aku Tetap Disini


Sayang, seberapa jauh jarak yang harus aku tempuh agar berhenti merindumu begitu terlalu?
12 kilometer ? melalui kemacetan pembangunan jembatan :’D
Ahh, tapi ini sudah malam pun hujan.
Hujan selalu saja membawa rindu~

Tapi percayakah kamu kalau saat hujan turun doa kita lebih bisa terkabul?

Jadi kenapa tidak mengubah rindu menjadi doa, lalu semoga semuanya baik-baik saja.

“Semoga sampai, semoga sampai, semoga sampai.”hehe...

Terimakasih selalu untuk segala yang membahagiakan, jangan lupa tetap menjadi lelaki baik ya.

Atas segala masalah yang akan datang yang tidak akan pernah kita tau, seberapa berat hal-hal itu, sesungguhnya itu akan menegaskan banyak hal padamu, terutama tentang sebuah makna dibalik aku tetap disini.

Ayu.



::Tetap menulis tentangnya walaupun masih harus ada tulisan yang harus diselesaikan. Tulisan untuk lomba, kelanjutan Our Little Lybi, dan deadline cerpen untuk majalah.
::Dan tidak lupa, mari doakan. Semoga korban gempa di pidie jaya dan sekitarnya mendapat ketabahan dan hikmah yang lebih besar. Amin.


Senin, 28 November 2016

He's Back


Mungkin kalian lagi bingung karna eh si “mantan” kembali . You must to read this. seriousliee lah

Here a question :

“Apa yang akan kau lakukan jika masa lalu terbaikmu datang kembali lagi lalu mengajakmu memperbaiki hal yang dulu? Menawarkan untuk memberi jawaban perihal pertanyaan-pertanyaan yang selalu jadi tanda tanya besar di kepalamu selama ini?

And give me your reason why you do that? “



Answers :

Maybe I’ll give him a chance to explain what and how it all went wrong because everybody deserves a second chance right? But never a chance to break my heart again.

Cukup biarkan dia menjadi sesuatu yang terbaik di masa lalu. Karna satu yang aku yakini, dulu dia pergi disebabkan sesuatu yang lebih berarti baginya. Dan itu bukan AKU :)

Commitment in the beginning of relationship is matter, important. When suddenly he cheating or something, after that he ask for forgiveness, and we welcoming him again… then someday he’ll have thousands ways or excuses to repeat it.

Kembali ke mantan yang kayak gitu same as : walking in the same route, we know the track, and we know how it will end up.

Cinta memang pernah membuatku bodoh karena pernah jatuh hati padamu, tapi tidak cukup tolol untuk membuatku menerimamu kembali sekali lagi!

I’m not that silly btw.

Masih sayang sama diri sendiri, gak ma
u sakit hati untuk yang kedua kalinya dan dilubang yang sama.

So why selalu back and back ke mantan, putus balik lagi putus lagi balik lagi. Hihi


-rombak -mb

Rabu, 23 November 2016

Our Little Lybi #1


“Gadis kecil itu tidak mengerti apa-apa. Yang dia tau hanya bermain, tertawa dan menangis. 
Meloncat-loncat di genangan air halaman kala hujan,berlari menuju ruang makan ketika Kak Ani memanggilnya makan, menangis jika Bang Bayu mendorongnya hingga terjatuh saat merebut gelas plastik warna biru, menjaili si tukang cengeng Rendy, bermain boneka atau terkadang bermain masak-masakan bersama Tere, menggangkat jemuran setiap jam lima sore. Dia bahkan tidak memikirkan esok hari, dia tidak memikirkan orang dewasa yang seharusnya mengasuhnya dengan baik. Yang dia tau hanya cara menghormati Kak Ani dan Bu Nida,juga menyayangi teman-temannya. Gadis kecil itu kini sudah berbeda. Kini ia sudah tau pahitnya hidup, lelahnya mencari uang dan beratnya perkuliahan. Dan gadis kecil itu adalah Aku.”

Laporan hari ini, aku sedang merasakan kegundahan yang mendalam. Karena hati sedang mengalami fase kemunduran dan otak sibuk mengulas masalalu. Lagi-lagi aku curhat di buku warna-warni ini. Aku terlalu tenggelam dengan kebahagiaan masa kecil. Tak siap jadi dewasa, tak siap mengurusi berkas perkuliahan yang harus kuantar besok.

“Arggghh…” Kurebahkan badan ke belakang melambung ke kasur yang tidak terlalu empuk ini.
Setelah itu aku ingat-ingat, bukankah seharusnya aku sedang senang diterima di salah satu Universitas Negeri dan menjadi seorang Mahasiswi. Excited! Happy! Is that this feel. But di antara kegembiraanku selalu saja tidak jadi sepenuhnya bahagia. Bayar semester untuk semester depan misalnya. Belum uang buku. Mendung selalu saja bergelayutan di kepalaku. Atau kadang sampai turun hujan di kelopak mata juga badai yang menahun. Tidak apa-apa, kamu boleh datang kapan saja. So ? deal ? karena sekarang aku sedang bahagia, boleh tidak aku “bahagia” ? sebentar saja ?

“Hmmm ya Allah…”

Lalu masalah lenyap bersama pejaman mata.

***
“Bik! Ibik ! Bangun! ” Bingsing suara cempreng itu membuatku mulai sadar dari koma semalaman.

“Hallo, ada orang kah ?” lanjutnya, bukannya ini Negara merdeka yang damai. Tapi kenapa hidupku tidak pernah damai Gusti.

“Ho’oo tunggu bentar” jawabku sekeras yang aku bisa dengan nyawa yang baru setengah masuk ke tubuh. Kulihat jam masih jam 7 pagi. Kenapa anak itu datang sepagi ini.

Langkahku lunglai menuju pintu, namun “Dukk”

“AWWW!!” lagi lagi dan lagi dan lagi kebeberapa kalinya kakiku mencium kaki meja. Asmara yang aneh antar kaki ku dan kaki meja. Denyutannya sampai ke ujung kepala, jempolku makin sengklek ke kiri, dan ukurannya makin membesar.

“Bik ! kenapa ? ya Tuhan Lybinatun Sawarni, kamu nendang meja lagi. Hahaha…” celotehan Tere di luar pintu membuat emosiku naik ke ubun-ubun.

Sambil terpincang-pincang aku menuju pintu dan membukanya.

“Sakit bik ?” Tanya Tere sambil menahan tawa.

“Gak sakit, udah biasa dapat pijitan pagi dari meja. Ngapain sih teriak-teriak ? ntar tetangga pada marah loh” Meladeni candaan Tere dengan muka kesal.

“Haha, sorry-sorry. Eh ini ada sarapan dari kak Ani ” Tere meletakkan rantangan di meja tempat kejadian perkara itu.

“wahh, nyam-nyam. Senangnya dapat sarapan. Hehe. Makasih re” tanganku spontan memeluk Tere namun di tolak.

“Mandi sana baru peluk, ihh bau iler tauk” Tere mengelak pelukanku.

“Iya iyaaa Mama. haha” lalu aku jalan menuju kamar mandi.

Tere adalah sahabatku, kadang kakak, atau kadang dia jadi adik, Sosok yang sangat berarti bagiku. Kami saling melengkapi, saling mengisi posisi orang yang bahkan tidak pernah kami punya, sosok Ibu dan sosok seorang Ayah.

Kami besar di panti asuhan, di buang oleh seorang yang sering kalian sebut“Ibu” , mandiri dengan cara kami masing-masing. dan sekarang kami sudah dewasa. Aku memutuskan pergi ke kota agar bisa melanjutkan pendidikan, modal nekat dan dengan modal uang Kak Ani untuk membayar SPP semester ini. Tere mengikutiku ke kota ini. Bekerja di Cutie Bouquet, menyusuni bunga-bunga dan membuatnya selalu cantik. Seperti hatinya, kesabarannya. Aku beruntung bertemu dengan Tere, bisa tumbuh dan dewasa bersamanya.

***

“Ini kampusmu bik” Tere Tercengang.

“Iya, gimana bagus kan ? tapi aku gak yakin bisa disini sampai lulus re” aku menunduk memainkan berkas yang aku dekap.

“Wes toh. Jangan mulai lagi. Selalu ada jalan, kan dari dulu gitu. Yang susah selalu pasti akan jadi gampang. Jangan dipikir kali”

“Aku cuma takut bikin Kak Ani kecewa, aku juga gak mau nyusahin kamu terus” kelopak mataku mulai berair.

“Emang aku pernah bilang kamu ngerepotin ? kamu adikku beda sebulan, aku kakakmu. Cukup yakinin itu. semuanya pasti jadi mudah. Kalo nangis ya nangis dulu, jangan di pendam.” Tere mengelus punggungku.

“Nggak, aku gak mau nangis lagi. Aku lagi mau bahagia.” Senyumku mengembang di hadapannya dengan air mata yang menetes sekali. Mulai hari ini aku mau bikin orang yang menyayangi aku bangga.

“Gitu dong, yukk” Tere menggandeng tanganku masuk ke gedung bertingkat yang akan jadi masa depanku.
***
“Hmm, mau balikin berkas mas” aku berbicara kepada mas-mas petugas yang berkacamata bulat.

“Owh, yo yo. Disini. Nama kamu siapa ?” tanyanya sambil melirikku dengan menurunkan kacamatanya.

“Lybinatun Sawarni, hmm Lybi . L Y B I…” selalu seperti ini jika ada orang baru yang ingin mencatat namaku.

“L Y B Y ? piye to ? ni kamu tulis sendiri” sepertinya mas-mas ini mulai lelah dengan antrian ratusan mahasiswa yang datang mengembalikan berkas.

Perjuangan sesak dan mengeja namapun selesai. Tapi Tere entah dimana.

“Mbak mbak, pinjem bolpen dong sebentar” sebuah tangan menepuk pundak, dan akupun menoleh.

“ha..” tanyaku sekali lagi sambil membalikkan badan

“pinjam bol..p…” suaranya terhenti.

“Ibik..”

“Rendy…”

Lelaki yang meninggalkan aku di panti asuhan, lelaki yang di adopsi keluarga kaya, lelaki yang pernah begitu aku andalkan, lelaki yang katanya pergi ke pulau kalimantan, kenapa dia ada disini ? kenapa harus dia dari ratusan orang disini ? Aku, harus bagaimana ?


Bersambung…


Sabtu, 12 November 2016

Berhentilah



Bahkan setelah sekian lama, kau masih saja terus sembunyi-sembunyi.

Lihat kan? Batasan-batasan yang kau ucapkan di mulut itu hanyalah cara yang kau pakai agar kau terlihat berhenti di mata orang-orang, di mataku (mungkin).

Namun nyatanya? Kau masih peduli. Masih selalu peduli. 

Masih membaca tulisannya, masih menerka-nerka keadaannya, masih khawatir ketika tahu ia sedang dalam kondisi tidak baik. Dan yang lebih munafiknya lagi adalah, kau masih diam-diam mencari lubang di mana kau bisa merangkak kembali ke dalam hatinya.

Berhentilah.

Hidupnya sudah bukan tentangmu, bahkan lagu-lagu yang ia putar selalu tak membayangkan sosokmu. Ia sudah bahagia. Sungguh ! Sangat bahagia.

Terserah jika masih selalu diam-diam memperhatikan. Tak apa, itu Hak mu. Tapi jika kau mencoba mencari celah untuk kembali. Maaf. Jikapun ia tidak bahagia, dia tidak akan pernah menoleh dan kembali.



(Yang aku tulis bukan tentang apa yang aku rasa. Karna aku masih terus belajar menulis tanpa berpatok dengan suasana hati. Jadi jelasnya ini fiksi. Mengarang itu susah kawan. Tolong hargai )

Note : beberapa hari lalu saat bertemu dengan salah seorang adik leting, dia tiba-tiba Tanya “kak, kok udah jarang nulis lagi ?” lalu aku jawab “sedang mempersiapkan naskah untuk lomba, jadi belum sempat nulis” dan tulisan ini khusus buat adik leting yang cantik itu~
                                                                                     


Minggu, 23 Oktober 2016

Menggambar Kehidupan di Titik 0


Dan saat ini aku berada di titik 0 paling ujung batas kewarasan.

Tuhan, lagi-lagi rasanya aku ingin meyerah. Kenapa hidup kadang bisa sesulit ini. Di ujung ini aku ingin berhenti, di ujung ini aku ingin mati.

Aku benci kehilangan. Tapi hidupku selalu Engkau dekatkan dengan perpisahan. Harus berapa orang lagi ? harus berapa kejadian lagi ? mungkin jika Engkau katakan aku akan bisa mempersiapkan diri.

Atau karena Engkau sangat menyanyangi aku ? hingga sebegitunya Engkau memperhatikan gejolak jalan hidupku.

Sudah berusaha menerima kenyataan, lalu aku kurang apa ? bukan satu-dua cobaan tapi haruskah bertubi-tubi ?

Tak bisakah Engkau membiarkan aku bahagia sedikit lebih lama. Atau jika boleh, beri aku kesempatan menggambar kehidupanku sendiri.

Rabu, 19 Oktober 2016

Menulis Untukmu


Cinta, kuberitahukan kepadamu sesuatu: perjalanan kita ini mungkin tidaklah mudah. Akan ada satu-dua orang yang berbicara di belakang. Akan ada satu-dua orang yang mengatakan kita tidak pantas bersama.

Dan jika banyak yang bilang “jangan terlalu bahagia”. katakan kepada mereka. Aku akan merasakan dan menikmati perasaanku saat ini. Tentang akhir nanti ? peduli setan! Aku tidak peduli. Cukup aku bahagia dan akan menjaganya selalu sebahagia ini.

Terlepas dari itu semua, aku berjanji kepadamu cinta. Bahwa ini semua bukanlah sesuatu yang sia-sia untuk dijalani dengan sepenuh hati. Percayalah!

Masih selalu ingin menulis tentangmu, walaupun ternyata view readernya menurun sedikit dan tidak ada komentar-komentar jail. Dari situ aku paham sesuatu, kalau mereka lebih suka saat aku menulis kisah yang patah dari pada bahagia. Huh jahatnya!


*Tidak tau menulis apa, hanya coretan di kala hujan ! selamat malam~

Jumat, 14 Oktober 2016

Stopmotion Order

Price List
1 mnt : 50 K
2 mnt :100 K
3 mnt : 140 K

*Untuk harga dibawah atau di atas durasi dapat di tanyakan kepada seller.

For order:
Line : @muraaayuuu (pakai @)
WA : 085835754253 (no calls)

-For Pin BBM please asking from DM only.
-For more info DM

Kami menyediakan Jasa Pembuatan Stopmotion, contoh video dan testimoni harap di lihat di instagram kami @Stopmo_forsell.

Harap memesan 1 minggu sebelum event di selenggarakan, atau sebelum stopmotion dikirimkan.

Untuk tata cara pemesanan dan ingin melihat harga langsung hubungi kami. kami akan segera fast respon. Terima Kasih.

IG owner @muraaayuu
See Blog Read More

Selasa, 27 September 2016

Di Hatiku Cintaku Besar. Itu Saja.


26 September 2016

DEGG… lagi-lagi hatiku ikut terkejut. Matanya memandangku dengan tulus dan tajam. Tanggan kanannya menggenggam tangan kiriku dengan lembut.

“kecil kali tangannya~” lagi-lagi dia mengoceh.

“iyalah, kan tangan perempuan” jawabku lantang. Entah sudah berapa lama kami mengobrol bersebelahan.

Perut sudah berhenti berbunyi, tapi jam masih saja terus berjalan.

“nanti cincin ini aku ganti ya sayang” katanya tiba-tiba dengan suara melembut “sabar ya…” lanjutnya sambil memainkan cincin pemberian ibu di jari manisku.

“aku sayang kamu, makasih udah jadi penyemangat, dan jadi tujuanku kelak” katanya lagi, dengan genggaman yang semakin erat.

Senyumku mengembang, melihatnya setulus ini membuatku yakin, bahwa aku telah jatuh di hati yang tepat.

….

Selamat satu bulan yang PERTAMA sayang.

Aku heran tapi senang, satu bulan tanpa perkelahian. Haha. Sudah begitu mengerti membuka diri, dan saling percaya. Sudah mengenalkan dirimu yang bahkan orang lain tidak tau aku merasa tersanjung.

Jangan bosan bilang atau denger  “aku sayang kamu”  di setiap hari yang menjadi “jangan lupa ya (kalau aku sayang kamu)”.

Tetaplah jadi lelaki baik, jaga aku selalu, ingatin aku hal-hal baik, tunggu aku sampai kamu benar-benar utuh menjadi milikku, maaf aku tidak bisa lebih dari ini, tapi yakinlah di hatiku cintaku besar. Itu saja.

dan... aku sayang kamu.

27082016-27092016

Memeluknya Pun Aku Tidak Mampu


19 September 2016

Aku bisa apa ? Memeluknya pun aku tidak mampu.

Matanya lurus kedepan. Sesekali melirik spion kiri menatapku lalu tersenyum. Kami bertengkar dengan gerimis yang dari pagi tidak mau mengalah. Aku tau dia sudah mulai menggigil. Berjam-jam di luar sampai malam, bolak-balik mengurus laporan. Hanya demi sebuah tanda tangan.

“Dingin ya ? sabar ya sayang…” hanya kalimat itu yang bisa aku lontarkan dari belakang. Dan lagi-lagi dia kembali tersenyum.

Ku hangatkan telapak tanganku yang juga kedinginan, dan mengusapkan ke punggungnya. Berharap bisa sedikit mengurangi hawa dingin malam. Dan dia tertawa.

….

Rumah itu tidak pernah sepi dari pagi, puluhan mahasiswa berkelompok tampaknya mulai kesal, dan beranjak pulang.

“Aku pulang dulu ambil jaket ya “tegasnya sambil memutar motor.

Rumahnya dekat, jadi ku iyakan. “hati-hati” jawabku singkat.

….

09.30 PM

“kalau jam 10.00 PM ibu gak keluar juga, kita pulang” tegas temanku yang sudah mulai emosi.

Ya, kami menunggu dosen kawan ! dengan perut kosong dan kedinginan, duduk di teras depan.

“ada jaket di dalam” kata si dia. Menunjuk tas ransel hitamnya.

Dengan sedikit bingung aku membuka tas dan menemukan jaket lain. Ternyata dia membawakan jaket untukku.

“iihh, kok ada buat aku juga” tanggapku spontan.

“iya, pakek aja buat ntar pulang” jawabnya.

Ya, dia baik. Sangaaaat baik.


Dan hari itu kami pulang masih tetap tanpa tanda tangan. Sial !

Rabu, 14 September 2016

Surat Cinta


Pertama-tama terimakasih untuk para pembaca yang makin kesini view readernya semakin memuncak.

Pacar belajar nulis, aku bantu dikit, tapi over all semua dari hatinya. :D



                                                         ***

Hari ini dia bertanya “Bagimu bagaimana aku ?”

Pertama, atas perhatian yang mengesankan selama di ulee blang, terimakasih ya sayang.

Perhatian yang hanya ditujukan untukku, aku sungguh terkesan.

Aku luluh saat melihatmu dengan baju tidurmu ke dapur mengupas mangga untukku. Menyetrika bajuku saat aku sedang sibuk-sibuknya meminta tanda tangan, selalu menyimpan sepatu yang aku biarkan berada di bawah tangga ke kolong rumah, gambar smile di solasi putih yang kau lingkarkan di jariku saat aku sedang marah-marahnya, pop mie soto satu berdua di malam saat kita kelaparan. Untuk perhatian yang baru kali ini aku dapatkan, terimakasih sekali lagi.

Kedua, yang membuatku jatuh cinta adalah caramu mengenalkan dirimu, menceritakan kehidupanmu, segala tentang kebahagiaan, kesedihan, kekonyolan yang orang lain tidak tau, intinya aku suka bagaimana kita bisa “sengklek” bersama.

Ketiga, suaramu. Entah kenapa aku menyukainya. Sampai pernah saat itu aku mengatakan “aku geram” lalu kamu menjawab “jangan macam-macam!” haha

Aku benar-benar-sungguh-sudah-terlanjur sayang dan jatuh cinta kepadamu. Yang aku harapkan, semoga kita awet sampai ke jenjang pernikahan, rencana-rencana masa depan, lomba siapa lulus duluan semoga terencana dengan gampang. Aminn

Intinya, Wait little more longer yaaaa. Will you ?


                                                         ***

Yess, I will !
Tunggu balasan dariku ya~ ;D

Minggu, 04 September 2016

Jangan Menyerah dan Berbalik Arah


Bolehkah aku menuliskan kisah-kisah pendek kita selama satu bulan lalu, cinta ?

karna aku hanya pandai menulis dan membaca, maka ijinkan aku untuk menuliskannya. Dan membacanya jikalau suatu saat aku mulai lupa.
Berawal dari “ehh, pohon (kelapa) itu kok gak ada daunnya” Menjadi tranding topic tawa 3 hari berturut-turut.


Permen KISS bertuliskan I Love You yang kau berikan di perjalanan pulang pemasangan pamplet, namun tak kuterima. Karna aku mulai takut jika saat itu rasa suka ku benar-benar ada.
Terimakasih sudah sering menimbakan air untukku mandi, memberikan catatan penyemangat, membantu membawakan barang-barang yang susah kubawa ke kamar, menemaniku makan malam, dan lain-lain lagi.
Untuk moment yang tidak terlupakan di meunasah, untuk ungkapan yang ternyata tidak perlu ku tunggu di banda aceh. Kau memang kejutan-kejutan kecil yang selalu aku tunggu-tunggu.
Ingat ?  Saat aku meninggalkanmu ke pantai dan membawa pulang keong lucu, kau mengukirkan symbol hati dan mengirimkan fotonya padaku.


Ingat ?  Saat kita menghabiskan malam di pinggir jalan lintas medan-banda aceh saat ban mobil bocor, mengenang sebulan di Ulee Blang dan saat aku menangis kau mengatakan “kalau bisa ku peluk, udah aku peluk. Jangan nangis lagi ya”
Terimakasih juga untuk jalan pertama yang udah di tempuh ke luar kotanya hari ini.
Ya, kita jauh. Ya, kita tidak selalu mampu bertatap muka. Namun, kamu ialah apa yang senantiasa kupeluk lewat doa.
Sayang, jangan berhenti terlalu dini, jangan menyerah dan berbalik arah. Meski terkesan samar, tanganku ada untuk selalu kamu genggam, berjalan dan memperjuangkan apa yang ada di depan.

Aku sayang kamu. Lebih dari itu, aku sayang kita.

@muraaayuu

Senin, 29 Agustus 2016

Tidak Akan Penuh Jika Bukan Denganmu II


Menginjak sebulan yang mungkin tidak akan terulang. Berhias kesan pesan abadi di dalam hati. Dan meninggalkan pantai nan birunya selat malaka.

Menuju sebulan yang akan di lanjutkan Neusu – Darussalam. Semoga kita bisa tetap setroong bersama ya ? :D

Terimakasih untuk sebulan yang selalu kau lebihkan hanya untukku. Tidak bosan dengan titipan cappucino susu kesukaanku. Juga perhatian-perhatian kecil yang jika kuceritakan disini nanti dikira malah FTV.

Sedikit bercerita.

‘Hari ini dia sepertinya lelah dengan rutinitas yang sama atau kadang terlalu memikirkan tugas seorang “ketua”. Pengunduran hari pelepasan, Bapel, nilai, laporan, perpisahan desa menjadi satu di otak kami. Bosan sudah mencapai entah, rasanya ingin terbang pulang ke dunia masing-masing. Satu hari rasa beban, tanggal 1 seperti sebulan.

Senyumnya hari ini sampai bisa ku hitung pakai tangan. Jadi tadi saat diskusi. Aku menyobek kertas kecil dan menuliskan sebuah kata, menempelkannya di belakang solasi putih, melingkarkan di jari manisnya. Dan saat itu juga tiba-tiba ada lengkung yang mengembang walau terpaksa, saat dia membaca kata “smile” di jarinya.’

Aku tidak pandai berbicara, karna jika hal-hal sedih ku utarakan bisa saja aku menangis di depan siapa saja. Beberapa hari lalu ku tinggalkan sebuah catatan lagi.
Isinya…

paragraf pertama dariku, paragraf kedua darinya.
Percaya atau tidak, saat aku menulisnya mataku berkaca-kaca. karna hari itu rasanya seperti ada petir kenyataan menyambar-nyambar kami semua.

Kau tahu?

Aku bodoh matematika, namun setidaknya, aku pintar menjaganya lewat doa.

#jika kau membaca ini, coba buka catatan di hpmu lagi ya. Ada sesuatu disana :D

Baca part pertama --> Tidak Akan Penuh Jika Bukan Denganmu

@muraaayuu


 

I'm a Glasses Girl Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang