Kepada lelaki yang dulu begitu asing namun kini
menjadi seseorang yang paling kutakutkan kepergiannya dalam hidup. Kepada lelaki
yang tidak pernah menyerah memahami segala sisi di diri ini.
Ya, kepada lelakiku. Terimakasih untuk waktu yang
kau habiskan di segenap bulan di bulan-bulan lalu, untuk segala perubahan hingga
aku selalu jadi prioritasmu.
Hei,
Kau sosok yang kali ini sangat kuinginkan lebih dari
apapun. Ku tepatniatkan kau di salah satu cita-cita masa depanku. Karena aku
telah terlanjur menempatkanmu menjadi orang yang terpenting di hidupku.
Singkatnya, aku berdoa. Semoga Tuhan melancarkan
segalanya.
Selalu ingatkan aku bahwa segala jerih-payah,
suka-duka, jatuh-bangun, serta seluruh tawa dan air mata dapat dilewati jika
bersamamu.
Sayang, aku seorang yang kau paham tidak sempurna,
namun aku berjanji akan terus berusaha untuk berubah menjadi lebih dewasa lagi. Maaf
jika kadang aku terlalu kekanakan, tapi ketahuilah, di balik segala sifat
burukku, aku sangat amat mencintaimu.
Terharu mendengarnya, dari sekian banyak cerita di blog ini..cuma ini yang paling menyentuh...aku tau karena isi blog ini merupakan pengalaman pribadi....��
BalasHapusSungguh beruntung laki2 tersebut. Pertahankan, cobaan2 pasti akan ada nantinya.
BalasHapusSedikit berbagi kisahku. Aku Budi, aku ingin sedikit berbagi kisah pilu yg mungkin dapat diambil pelajaran.
Sudah 2 tahun lebih lamanya aku berkorban dan berjuang untuk seorang wanita. Dari awal memang ku niatkan untuk menikah dgnnya. Tapi dia selalu menunda hal tersebut. Aku menemani dia dari bawah yg bukan siapa2 hingga sampai dia sukses saat ini dan memeliki jabatan. Banyak hal yg sudah ku korban kan, harta, raga, jiwa untuk mendukungnya dalam segala hal. Bahkan ketika keluarganya tak peduli, aku yg maju pertama untuk memasang badan.
Awal mula karena pandemi Covid-19,perlahan lahan membuat ekonomi ku hancur. Sampai saat ini aku sudah berusaha segalanya untuk bangkit, tapi memang kondisinya sangat sulit.
Perlahan2 sikapnya pun mulai berubah terhadap ku,dia mulai sering tak ada kabar, tidak ingin bertemu (padahal setiap minggu kami selalu menyisihkan waktu minimal 1 hari untuk bertemu). Namun suatu ketika dia menelepon ku, dia bilang "semua rasanya sudah berbeda, aku sudah tidak bisa lagi mencintai mu seperti dulu"
Lantas aku bertanya, "kenapa? Apakah tak bisa kita bicarakan kembali hal ini, kita sudah lebih dari 2 tahun berjuang bersama, dari A sampai Z aku tau kamu, kamu tau aku."
Terus dia menjawab, "oh jadi kamu gk iklas, sampai mengungkit seperti itu."
"bukan tak iklas, tapi..." jawab ku yg belum selesai dan langsung di potong.
"aku tak bisa lagi bersama kamu, sudah tak ada rasa lagi. Untuk apa dipertahanin kalau ujungnya menikah hanya untuk bercerai. Usaha mu itu tak serius untuk menikahi ku. Rasanya sudah beda."
Aku pun menjawab, "aku tak mengerti maksud mu bagaimama. Aku tak serius? Terus selama ini yg aku perjuangkan apa? Apa sebercanda itu pengorbanan aku ke kamu?"
Dia pun menutup telponnya dan mengakhiri hubungan hanya melalui telpon semata. Dan aku pun kehilangan semangat ku, dan menghancurkan seluruh harapanku yg ku bangun selama ini. :'(