Bisa
saling menatap, bisa sangat begitu dekat, bisa bercengkrama, bisa bahagia, bisa
tertawa, bisa sama-sama jatuh cinta.
Bahagiaku menjadi
cukup sederhana, melihatmu menyuguhkan senyum di pagi hari, mendengar
hal-hal kecil yang tidak lucu sama sekali tapi selalu saja entah kenapa
membuatku tertawa. Perhatian-perhatian yang sungguh luar biasa.
Aku jatuh cinta dengan orang yang diam-diam menaruh peduli, kawatir saat mengetahui aku sedang menangis, mengikutiku dan bertanya “kenapa?”, mengajakku ke pasar ikan tanpa tujuan, hanya untuk membuatku tertawa dia mengoceh sepanjang perjalanan.
Telah tinggal
denganmu, membuatku belajar menghargai cinta, menghargai waktu, dan menghargai
keadaan.
Terimakasih untuk semuanya. Yang aku kira jatuhku akan sendirian lagi, tapi ternyata kamu jatuh dan menggenggamku. Terimakasih untuk itu.
Maaf telah
membuatmu pernah resah, memegang hp mu dan membuatmu curiga padahal aku sedang
meninggalkan sebuah catatan. Saat itu
malam sebelum acara sebuah pernikahan. Saat membantu menghias ucapan selamat datang.
paragraf pertama dariku, paragraf kedua jawaban darinya |
Jika ini
hanya perihal waktu karna kita masih disini aku tak apa, aku tahu aku pintar menunggu. Namun barangkali, ini lebih
dari itu, sebab katanya, Tuhan hanya memberi sesuatu jika kita telah
betul-betul siap memilikinya.
Dan aku
tunggu janjimu di banda.
Teruslah menjadi kebahagiaan yang membuatku sadar,
bahwa memang tidak akan penuh jika bukan denganmu.