Postingan yang lalu ternyata bukan tulisan terakhirku untukmu.
Sebagai seorang wanita yang pernah mencintaimu, bolehkah aku menyapa ?
Lama sudah semenjak entah A, aku baru lihat komentar mu di salah satu blog. "Kartu ku mati, jatuh tempo, tak pernah ku isi."
Di balik kata-kata tanpa balasan mu aku menaruh
rindu, hai sedang apa kamu ??
Aku hanya penasaran bukan ingin balikan, tak juga ku
batalkan semua block yang aku lakukan.
Apa kabar mu, juga kabar pacarmu ?
Sebentar lagi aku liburan, aku pulang, jika kau juga
pulang. Berarti kita tak berbatasan samudra lagi, jika kau nanti pulang kita
sudah bukan apa-apa lagi.
Ini balasan smsmu yang tertunda :
“Kita berteman mas, dengan cara yang berbeda.. aku
dengan rindu yang berujung doa.
Aku bukan berniat untuk memutuskan tali silaturahmi,
tapi aku hanya ingin sendiri, membiarkan hati, memberi kebahagiaan tidak
langsung kepadamu dan kepadanya.
Aku sudah memaafkanmu sejak dulu
Ini sudah mei, aku yakin kamu pulang, tapi entah
kapan. Selamat merindu dengan wanitamu, semoga langgeng dan berujung
pernikahan. Aku tunggu kabar yang itu.
Aku ingin mengobrol tapi masih tak berani, aku ingin
bercerita tapi masih ragu.
Selamat cuti bulan ini, semoga tetap bahagia A