Anak gadismu telah dewasa pa, akhir-akhir ini dia sudah
mulai memikirkan apa itu pertunangan, pernikahan. Tentang bagaimana jika sudah
halal. Tentang hal-hal yang ibu muda lakukan, semuanya.
Pa, aku ingin mengenalkan dia secara langsung.
Lelaki yang sama yang waktu itu aku bawa saat mengunjungimu, yang turut duduk
disampingku dan berdoa untukmu.
Dia yang membuatku begitu di mabuk rindu. Semua
tentangnya selalu saja membuatku begitu bersyukur. Kadang dia membuatku
merasakan sosokmu hadir. Menasehati jika aku salah, mengingatkan jika aku
malas, mencintaiku begitu terlalu.
Pernah saat aku marah karna hal yang aku sudah lupa,
pertama kalinya aku mengabaikannya. Dia langsung menuju kerumah. Melalui jarak
yang tidak sebentar, dia tidak mendengarkan aku saat aku melarangnya saat
keadaan sedang panas-panasnya. Kalimat yang tidak pernah aku lupa bahwa di hari
itu dia hanya ingin melihatku, sebentar saja.
Sampai dirumah dia tidak marah, dia malah
menyuguhkan senyuman, disapa ibu dan kami duduk di ruang tamu dengan diam,
dengan hati yang tiba-tiba luluh dan tiba-tiba mulai tertawa tanpa sebab.
Dia juga membantu saat pindahan rumah pa, aku, ibu,
om, dan dua sahabatku. Semua tentangku dia tau, segalaku dia menerima. Bolehkan
nanti suatu saat tolong jabatlah tangannya pa ?
Banda Aceh. 25/5/17 (sedang musim hujan dan angin)