Insya allah
ini tulisan terakhirku tentangmu A.
Pertemuan kita
tak pernah ada yang sangka, perpisahan kita bahkan tak pernah ku bayangkan akan nyata. Tapi apa di kata A,
semuanya terjadi begitu saja
Aku mengenalmu
dengan hangat, obrolan ringan yang menjadi panjang, berawal dari pertanyaan “kamu
dari solo ?” dan bla bla bla lainnya. Siapa yang tak tertarik padamu, jika
lewat pembicaraan saja sudah begitu istimewa, taukah A ? membuat wanita suka
itu sederhana, sapaan “hai” saja sudah buat melayang-layang.
Maafkan aku
jika aku menuruti permintaanmu saat kau menyuruhku pergi, maafkan aku juga saat
aku tidak menuruti permintaanmu untuk menyuruhku kembali saat ini, aku tak
ingin kembali A, walaupun sebenarnya aku tidak tau alasan dibalik “rujuk” ini,
maaf jika aku begitu menyebalkan, telfonmu, sms, invite, tak aku hiraukan. Aku hanya
ingin lenyap, menghilang dari pikiranmu, aku sudah terlalu sabar menjadi yang
lain yang kau impikan , aku terlalu sabar memberikan waktu jangka panjang untuk
perasaan kita kedepan, aku terlalu sabar meminjamkan hati orang yang ku sayang.
Aku tidak
bisa menepati janji ku, maaf.
Mulai sekarang,
tidak ada bayangan menunggumu dibandara solo, tidak ada bayangan explore to
jogja, tidak ada bayangan makan satu meja makan bersama ibuku saat berbuka,
tidak ada pertemuan hangat menyapa renza dan manda, tidak ada bayangan menerima
kejutan besar dengan keberadaanmu di depan kampusku.
Aku pergi
bukan karena aku cemburu, aku hanya ingin pergi. Dibalik ‘hanya’ ada beribu
alasan yang tak bisa kuutarakan.
Terimakasih telah
singgah, walaupun yang aku inginkan bukanlah persinggahan, tapi saat menetap
bukan pilihan pergi harus ku dahulukan bukan?.
semoga
bahagia, kalian terlihat serasi sekali, berdiri
berdampingan dengan banyak pemandangan, semoga bahagia~
Aku sayang
kamu A
:)
BalasHapusnomor kamu ganti?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus