Kini, hati
sudah tak terpenjara oleh luka. Pemasok luka bertukar kerja dengan pemasok
bahagia.
Pada awalnya aku takut jatuh dan
sama sekali tidak menemukan tangan untuk kurengkuh. Aku takut menggantungkan
perasaan, namun malah berakhir dengan bertepuk sebelah tangan. Aku takut
menitipkan hati lalu kemudian justru tersakiti. Namun di saat aku
benar-benar menunggu datangnya kebahagiaan, kamu didatangkan oleh Tuhan.
Mungkin karena itulah aku kemudian menetapkan kamu, semoga kita kelak akan
saling temu.
Mencintai kadang memang harus
menunggu.
Menunggu seseorang yang tepat,
menunggu jalan terbuka agar tak tersesat, menunggu waktu yang seringkali
mengajak debat. Sebelumnya mungkin ada luka yang tak kasat mata di dalam dada.
Aku pun sempat kehilangan rasa percaya bahwa hati ini juga berhak bahagia.
Sampai akhirnya sosokmu datang di
duniaku, semesta pikiranku. Dirimu bukanlah sosok sempurna yang memiliki
segala. Kau itu satu yang Tuhan hadirkan untukku, yang membuatku percaya
bahwa dicintai bukan lagi hal yang semu.
Biarlah lewat kamu ,cinta bisa
mengembalikan percaya yang telah layu, Biarlah lewat aku, cinta bisa bekerja
tanpa diganggu. Biarlah lewat kita, cinta bisa menceritakan keahliannya.
Biarlah lewat cinta, kita bisa sama-sama menggandakan bahagia. Biarlah segala
rasa yang sedang mengantri tuk dicicipi menjadi saksi, bahwa kita memang
ditakdirkan saling mencintai.
Banyak harapan kutitipkan pada
Tuhan. Agar kita kelak mampu terus bertahan, seberat apapun cobaan yang
datang di hadapan. Sebagian aku ada padamu, maka jagalah sepenuh hatimu.
Sebagian kamu ada padaku, dan percayalah, aku hanya berencana membagi bahagia
ini denganmu.
Kepada segala limpahan cinta yang
datang seketika, ada hatiku yang tak akan mampu melepasnya. Tetaplah menjadi
‘kita’, jangan ada niat memisah.
Tetaplah menjadi ‘kita’, buktikan
padaku yang seperti apa yang kausebut dengan cinta. Tetaplah menjadi ‘kita’,
dan tunjukkan pada dunia bagaimana pada akhirnya kita sanggup bahagia. Tetaplah
menjadi ‘kita’ dan pada masing-masing, kita pelihara apa yang semestinya kita
jaga.
Hatiku mungkin pernah patah.
Langkahku tak jarang goyah dan kehilangan arah. Mencari jawaban di tengah hati
yang hampa hanya menghasilkan bingung berkepanjangan. Rasanya seperti mencari
gelap di tengah malam, lalu hanya kosong yang kutemukan.
Kau mungkin tak sadar kalau hadirmu
adalah penerang, yang menjelaskan pandanganku
tentang gelap dan hitam, yang menuntunku pada satu jalan untuk menemukan
jawaban, yang menunjukkan padaku kalau cinta itu mampu menyembuhkan. Aku ada
untukmu, kau tercipta untuk melengkapkan aku.
Dalam kebersamaan kita kebenaran
cinta kurasa nyata. Kini biar Tuhan yang menentukan cerita dan kita yang
menjaga ‘kita’.
Semoga cinta kita tak seperti
segitiga bentuknya, yang menyelipkan sudut baru untuk dibagi cintanya. Tapi aku
mau seperti lingkaran. Cinta berada di tengah mengedarkan, lalu kita
berjalan pada garis yang tak terputuskan.
Aku masih amatiran, biarkan hanya
denganmu cinta mahir dijalankan. Lihatlah, cinta sudah melebihi sekarung gula.
Betapa manis dan magisnya, ia menyihir aku yang terlalu bahagia menjelaskan
rasa yang tiba-tiba ada. Ya namanya cinta, mengalirkan rasa sederhana dan
segera menghadirkan sejuta cerita tentang kita.
Terima kasih untuk sebuah adamu yang
mampu menuliskan cerita-cerita baru.
Di perempatan waktu, dengan doa aku
menunggu.
Kepada satu-satunya tujuan rasaku,
kuhadiahkan cinta ini untukmu.
Semoga bagimu, akulah titik di
kejauhan yang telah selesai kamu kejar, yang akan selalu membuat hatimu
berdebar. Dan semoga bagiku, kamulah akhir yang tak pernah akan berakhir.
@Kolaborasirasa
@MuraaAyuu @Velshadow
0 komentar:
Posting Komentar