Pertama.. “ketika keadaan mengharuskan menangis,maka
menangislah A, karena menangis bukanlah tanda orang lemah ”
Datang dan pergi sudah menjadi keharusan,namun yang ku tau
itu bukan suatu keputusan.
A ,egois itu sudah bukan milik kita lagi,kita seharusnya sudah menjadi dewasa di umur yang menjelang dewasa ini,masalah kita sekarang bukan tentang menjauh dan mendekat, memiliki dan tidak memiliki, masuk dan pergi, diambil dan di buang A.
A ,egois itu sudah bukan milik kita lagi,kita seharusnya sudah menjadi dewasa di umur yang menjelang dewasa ini,masalah kita sekarang bukan tentang menjauh dan mendekat, memiliki dan tidak memiliki, masuk dan pergi, diambil dan di buang A.
Sudah berapa orang yang pergi ataupun yang kau putuskan demi
si “EGOIS” itu A ? sedikit ? banyak ?
setelah kejadian ini,apakah kau tetap tidak mau putus dengan “EGOIS” itu ?
setelah kejadian ini,apakah kau tetap tidak mau putus dengan “EGOIS” itu ?
A,kita bukan lagi anak-anak SMA yang mencari-cari ikatan,kita kuliah… jenjang tertinggi dalam pendidikan, cita-cita kita di ujung jalan,masa depan kita masih panjang jika allah menginjinkan.
A,keputusanmu kemren hari membuatku bingung,namun aku juga
tau..ini yang terbaik.
aku sudah sering mengalah demi kau A, mengerti,memahami dengan semua tingkah lakumu.. tapi aku berpikir,ini bukan sebuah ikatan,ikatan itu bukan seperti ini,dalam ikatan ini tak ada kata segan (namun aku merasa segan,seperti ada hal lain yang jika aku sentuh akan runtuh dan selama ini aku menjaga itu)
dalam ikatan tidak ada kata-kata pergi saat masalah datang A,tidak ada ekspresi marah jika sesuatu hal mengganjal dalam hatimu,selama ini aku mencoba mengerti,tapi kau selalu tidak menggunakan aku dalam ikatan ini.
A , aku ingat apa yang kita bicarakan dulu,saat kita
berandai andai di bendungan samping rumahku,aku ingat kok. Atau saat kita membeli
benda couple untuk mengikat ikatan kita. Saat membicarakan S2. Saat kau
menangis dan aku menangis. Aku ingat semua A.. tapi biarkan itu menjadi
kenangan antara kita sekarang.
A, dalam suratmu kau mengatakan “aku harap kamu bisa tertawa
lagi seperti hari-hari biasa tanpa aku”
jangan kawatirkan aku A, aku masih punya mereka yang selalu ada buatku,selalu menungguku,selalu mau mendengarkan ocehanku,dan selalu berkumpul untuk membahas sesuatu…
yang harus kau kawatirkan adalah dirimu sendiri,aku juga kawatir… aku takut kau tidak bisa tertawa tanpa aku.
aku harap, kau bisa ceria lagi dan memulai semuanya dari awal lagi,dan aku harap… yang menjadi seseorang di dalam ikatanmu mendatang akan lebih baik dari aku,tapi A .. jangan perlakukan dia seperti kau perlakukan teman ikatanmu dulu,buatlah dia berguna,walaupun belum tentu dia memberikan nasehat ,namun setidaknya dia bisa menjadi pendengar yang baik A.
jangan kawatirkan aku A, aku masih punya mereka yang selalu ada buatku,selalu menungguku,selalu mau mendengarkan ocehanku,dan selalu berkumpul untuk membahas sesuatu…
yang harus kau kawatirkan adalah dirimu sendiri,aku juga kawatir… aku takut kau tidak bisa tertawa tanpa aku.
aku harap, kau bisa ceria lagi dan memulai semuanya dari awal lagi,dan aku harap… yang menjadi seseorang di dalam ikatanmu mendatang akan lebih baik dari aku,tapi A .. jangan perlakukan dia seperti kau perlakukan teman ikatanmu dulu,buatlah dia berguna,walaupun belum tentu dia memberikan nasehat ,namun setidaknya dia bisa menjadi pendengar yang baik A.
A ,aku suka salah satu kutipan dari seorang teman, “saya bangun pagi
bukan untuk mengesankan anda”sangat bermakna .. jadilah dirimu apa adanya,tetap
raihlah cita-cita ,masalah yang sebenarnya masih jauh di depan mata,belajarlah
yang rajin lagi agar kau bisa membahagiankan orang tuamu.. ini hanya segelintir
perih hati. Tentang cita-citamu dulu,aku harap aku bisa melihatnya di masa
depan.
untuk A seseorang yang pernah mempunyai ikatan denganku,semoga kau tetap sehat dan berbahagia
untuk A seseorang yang pernah mempunyai ikatan denganku,semoga kau tetap sehat dan berbahagia
0 komentar:
Posting Komentar