Dahulu lalu kau yang secara terang-terangan
menyuduhkan berjuta senyuman, tawa, kebahagiaan pada setiap deru hariku.
Dahulu lalu, kau yang sempat ku cari-cari dalam
hati, ku doakan setiap pagi, ku rindukan setengah mati.
Dahulu lalu, kau yang secara diam-diam mulai ku ukur
luar dalamnya, yang tidak sebaik lalu selalu ku banggakan.
Sekat yang lama kelamaan kau timbulkan, kau pertebal
membuat jarak sedekat nadi menjadi sejauh samudra.
Karat yang aku benci selalu kau ulang hari demi
hari, membakar hati jadi bara.
Kesabaran ku berujung benci yang ternyata nyata.
Kadang kita seperti opera, peran-peran berganti
kebaikan dan sebaliknya,
Kau jadikan aku orang terpercaya; aku tak apa.
Ku jadikan kau orang yang ku percaya; mungkin belum
saatnya.
Petiku selalu terbuka dan terkunci untuk mu, asal
kau tau !
Tapi hatiku tidak berpihak padamu.
Kini entah mengapa semua jadi sebaliknya, aku
bahagia tanpamu, aku tertawa tanpa mataku berakhir padamu, aku tak pernah lagi mencarimu
dalam daftar keseharianku.
Percayalah, rasanya supernova~
Sikap yang salah tempat perbaikilah, karna aku tau segala
kebencianmu bukanlah untukku.
Aku tidak pernah bersandiwara, aku mau kau juga
sama.
*terinspirasi dari lagu